Rabu, 26 Desember 2012

MBS di Indonesia



Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah:

Sebuah Kritik Terhadap Implementasi Kebijakan

Evy Kusnadi

Manajemen berbasis sekolah (MBS) merupakan program nasional sebagaimana tercantum dalam Undang –undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal  50 (1) “ Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah MBS merupakan paradigma baru pendidikan yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah dengan maksud agar sekolah leluasa mengelola sumber daya dan sumber dana dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan sekolah. Dengan demikian tanggungjawab pengelolaan pendidikan bukan hanya oleh pemerintah tapi juga oleh sekolah dan masyarakat dalam rangka mendekatkan  pengambilam keputusan ketingkat grassroot (yang paling dekat dengan peserta didik) .

Bagaimana Penerapannya di Indonesia
Ada tiga pilar MBS yang dapat dijadikan patokan untuk menilai implementasi MBS yang dilaksanakan oleh sekolah di Indonesia yaitu: Manajemen Sekolah, Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, dan Peran Serta Masyarakat

Manajemen Sekolah
Penerapan manajemen sekolah pada umumnya sudah dapat diterapkan dengan baik oleh beberapa sekolah terutama sekolah sekolah perkotaan yang sudah memiliki SDM yang memadai baik secara kualifikasi maupun kompetensi. Namun pada sisi lain masih banyak juga sekolah (kepala sekolah) di Indonesia belum dapat mengelola sekolahnya dengan baik misalnya dalam hal berkomunikasi dengan warga sekolah dan masyarakat baik itu guru, staff, dan siswa. Indikasinya terlihat masih banyak warga sekolah dan masyarakat yang tidak tahu program sekolah dan penggunaan dana sekolah baik yang bersumber dari BOS untuk SD dan SMP maupun dari komite (masyarakat) untuk SMA/SMK. Program sekolah dan penggunaan dana tidak disosialisakan dengan transparan dan akuntabel. Sehingga sering menimbulkan kecurigaan diantara warga sekolah. Sebagai dampaknya guru dan staff serta masyarakat kurang antusias untuk mendukung program sekolah.
Disamping itu dalam menjalanan tugasnya kepala sekolah dan stafnya baik itu edukatif  maupun administrasi hanya menunggu uluran tangan dari pemerintah dan masyarakat. Dalam hal peningkatan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan misalnya kepala sekolah hanya menunggu bila ada program pelatihan dari pemerintah. Semestinya peningkatan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan ini dapat dilakukan oleh sekolah secara mandiri misalnya dengan memberdayakan rekan sejawat (guru dan kepala sekolah) untuk saling berbagi. Dengan sering diadakannya sharing antar teman sejawat diharapkan akan timbul semangat untuk berinovasi dan berimprovisasi yang akan melahirkan kreatifitas.
Kepala sekolah dan masyarakat harus selalu bersinergi untuk mewujudkan outcome sekolah yang berkualitas. Dukungan masyarakat kepada sekolah hendaknya bukan hanya bersifat material tapi juga dukungan moril seperti memberikan rasa aman kepada semua warga sekolah. Memang kepala sekolah harus memeiliki kompetensi social yang handal. Disamping itu sekolah bisa dijadikan pusat informasi bagi masyarakat sekitar sekolah. Informasi yang dimaksud adalah informasi yang bersifat umum bukan hanya mengenai siswa tapi juga yang berkenaan dengan pemberdayaan sumber daya yang ada di lingkungan masyarakat. Sekolah dapat menjadi trigger  (pemicu) untuk memajukan masyarakat sekitar sekolah. Hal  inilah yang belum terlihat pada sebagian besar sekolah. Dengan contoh langsung yang diberikan sekolah biasanya masyarakat akan cepat meniru dan mempraktikkannya apalagi sesuatu yang baru yang dapat memberikan nilai tambah bagi mereka. Masyarakat dapat juga dilibatkan dalam program sekolah khususnya yang menyangkut life skill.

Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif & Menyenangkan
Seiring dengan perkembngan teknologi informasi dan kominikasi dewasa ini masyarakat terutama guru dan siswa sangat terbantu mengatasi permasalahan pembelajaran. Kepala sekolah dan guru harus benar-benar memahami konsep belajar dan cara belajar siswa (learning style). Setiap siswa memiliki minat, bakat dan kemampuan yang berbeda. Keunikan ini harus diantisipasi dengan berfikir secara sistematis oleh guru dan sekolah.
Pada proses pembelajaran, kelas harus teroganisir dengan baik. Guru dan siswa harus menyatu agar pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan menyenangkan. Dalam proses pembelajaran ini tentu saja siswa menjadi pusat perhatian atau pemeran utamanya dan guru menjadi sutradaranya. Untuk mencapai pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan tidak muidah, karena dibutuhkan guru yang aktif dan kreatif pula.

Peran Serta Masyarakat
Masyarakat adalah mitra sekolah yang paling utama, sebelum sekolah menjalin kerjasama dengan pihak lain seperti, lembaga pendidikan, instansi pemerintah diluar kependidikan, dan industry. Masyarakat terkait langsung dengan proses kegiatan pembelajaran di sekolah, karena keberadaan sekolah ada di tengah –tengah masyarakat dan menjadi tujuan masyarakat sekitar untuk bersekolah. Kemajuan sebuah sekolah sangat dipengaruhi oleh masyarakat. Maka dari itu dukungan dan kontribusi masyarakat sangat dibutuhkan sekolah.
            Namun yang menjadi persoalan adalah dukungan masyarakat belum optimal baik dalam hal prakarsa dan kontribusi untuk mamajukan sekolah maupun memberikan rasa aman baik pada siswa maupun guru yang mengajar di sekolah. Sebuah harian daerah pernah memberitakan ada guru yang dirampok  oleh pelaku yang juga masyarakat sekitar sekolah. Begitu juga dengan pendirian usaha ternak ayam potong yang berdampingan dengan sekolah sangat mengganggu proses pembelajaran di sekolah karena bau yang tidak sedap yang berasal dari kotoran ayam ditambah lagi dengan banyaknya lalat yang berterbangan di kantin sekolah sehingga sangat mengganggu kesehatan warga sekolah terutama para siswa.
Memang persoalan ini sangat ruet dan kompleks, tetapi dengan komitmen yang kuat antara pihak sekolah, pemerintah, dan masyarakat Majamen berbasis Sekolah (MBS) ini dapat diterapkan dengan baik dan dihantarkan sampai ke tujuan.